Minggu, 21 April 2013



Tempat Wisata di Yogyakarta


Berikut ini adalah tempat wisata di kota Kota Yogyakarta yg patut anda kunjungi :

PANTAI INDRAYANTI
Pantai Bersih dengan Restoran Cafe

Matahari belum tinggi saat YogYES tiba di Pantai Indrayanti. Dua ekor siput laut bergerak pelan di sebuah ceruk karang, tak peduli dengan ombak yang menghempas. Segerombol remaja asyik bercengkerama sambil sesekali bergaya untuk diambil gambarnya. Di sebelah barat nampak 3 orang sedang berlarian mengejar ombak, sebagian lainnya bersantai di tengah gazebo sembari menikmati segarnya kelapa muda yang dihidangkan langsung bersama buahnya. Beberapa penginapan yang dikonsep back to nature berdiri dengan gagah di bawah bukit, sedangkan rumah panggung dan gubug yang menyerupai honai (rumah adat Papua) berdiri di dekat pantai. Jet ski kuning teronggok di sudut restoran.
Terletak di sebelah timur Pantai Sundak, pantai yang dibatasi bukit karang ini merupakan salah satu pantai yang menyajikan pemandangan berbeda dibandingkan pantai-pantai lain yang ada di Gunungkidul. Tidak hanya berhiaskan pasir putih, bukit karang, dan air biru jernih yang seolah memanggil-manggil wisatawan untuk menceburkan diri ke dalamnya, Pantai Indrayanti juga dilengkapi restoran dan cafe serta deretan penginapan yang akan memanjakan wisatawan. Beragam menu mulai dari hidangan laut hingga nasi goreng bisa di pesan di restoran yang menghadap ke pantai ini. Pada malam hari, gazebo-gazebo yang ada di bibir pantai akan terlihat cantik karena diterangi kerlip sinar lampu. Menikmati makan malam di cafe ini ditemani desau angin dan alunan debur ombak akan menjadi pengalaman romantis yang tak terlupa.
Penyebutan nama Pantai Indrayanti sebelumnya menuai banyak kontraversi. Indrayanti bukanlah nama pantai, melainkan nama pemilik cafe dan restoran. Berhubung nama Indrayanti yang terpampang di papan nama cafe dan restoran pantai, akhirnya masyarakat menyebut pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Sedangkan pemerintah menamai pantai ini dengan nama Pantai Pulang Syawal. Namun nama Indrayanti jauh lebih populer dan lebih sering disebut daripada Pulang Syawal. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan Pantai Indrayanti rupanya turut membawa dampak positif. Berbeda dengan pantai-pantai lain yang agak kotor, sepanjang garis pantai Indrayanti terlihat bersih dan bebas dari sampah. Hal ini dikarenakan pengelola tak segan-segan menjatuhkan denda sebesar Rp. 10.000 untuk tiap sampah yang dibuang oleh wisatawan secara sembarangan. Karena itu Indrayanti menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi.
Usai menikmati sepiring nasi goreng dan es kelapa muda di gazebo, YogYES beranjak menuju bukit di sisi timur. Berhubung tidak ada jalan, menerobos semak dan perdu sembari memanjat karang pun menjadi pilihan. Sesampainya di atas bukit pemandangan laut yang bebatasan dengan Samudra Hindia terhampar. Beberapa burung terbang sambil membawa ilalang untuk membangun sarang. Suara debur ombak dan desau angin berpadu menciptakan orkestra yang indah dan menenangkan. YogYES pun melayangkan pandangan ke arah barat. Beberapa pantai yang dipisahkan oleh bukit-bukit terlihat berjajar, gazebo dan rumah panggung terlihat kecil, sedangkan orang-orang laksana liliput. Saat senja menjelang, tempat ini akan menjadi spot yang bagus untuk menyaksikan mentari yang kembali ke peraduannya. Sayang YogYES harus bergegas pulang. Meski tidak sempat menyaksikan senja yang indah, pesona Pantai Indrayanti telah terpatri di hati.



Tugu Jogja, Landmark Kota Jogja yang Paling Terkenal

Tugu Jogja merupakan landmark Kota Yogyakarta yang paling terkenal. Monumen ini berada tepat di tengah perempatan Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Jendral Soedirman, Jalan A.M Sangaji dan Jalan Diponegoro. Tugu Jogja yang berusia hampir 3 abad memiliki makna yang dalam sekaligus menyimpan beberapa rekaman sejarah kota Yogyakarta.

Tugu Jogja kira-kira didirikan setahun setelah Kraton Yogyakarta berdiri. Pada saat awal berdirinya, bangunan ini secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat), sehingga disebut Tugu Golong-Gilig.
Secara rinci, bangunan Tugu Jogja saat awal dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas. Bagian dasarnya berupa pagar yang melingkar sementara bagian puncaknya berbentuk bulat. Ketinggian bangunan tugu pada awalnya mencapai 25 meter.
Semuanya berubah pada tanggal 10 Juni 1867. Gempa yang mengguncang Yogyakarta saat itu membuat bangunan tugu runtuh. Bisa dikatakan, saat tugu runtuh ini merupakan keadaan transisi, sebelum makna persatuan benar-benar tak tercermin pada bangunan tugu.
Keadaan benar-benar berubah pada tahun 1889, saat pemerintah Belanda merenovasi bangunan tugu. Tugu dibuat dengan bentuk persegi dengan tiap sisi dihiasi semacam prasasti yang menunjukkan siapa saja yang terlibat dalam renovasi itu. Bagian puncak tugu tak lagi bulat, tetapi berbentuk kerucut yang runcing. Ketinggian bangunan juga menjadi lebih rendah, hanya setinggi 15 meter atau 10 meter lebih rendah dari bangunan semula. Sejak saat itu, tugu ini disebut juga sebagai De Witt Paal atau Tugu Pal Putih.
Perombakan bangunan itu sebenarnya merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan antara rakyat dan raja. Namun, melihat perjuangan rakyat dan raja di Yogyakarta yang berlangsung sesudahnya, bisa diketahui bahwa upaya itu tidak berhasil.
Bila anda ingin memandang Tugu Jogja sepuasnya sambil mengenang makna filosofisnya, tersedia bangku yang menghadap ke tugu di pojok Jl. Pangeran Mangkubumi. Pukul 05.00 - 06.00 pagi hari merupakan saat yang tepat, saat udara masih segar dan belum banyak kendaraan bermotor yang lalu lalang. Sesekali mungkin anda akan disapa dengan senyum ramah loper koran yang hendak menuju kantor sirkulasi harian Kedaulatan Rakyat.
Sore hingga tengah malam, ada penjual gudeg (masakan khas Yogyakarta) di pojok Jl. Diponegoro. Gudeg di sini terkenal enak dan harganya wajar. Anda bisa makan secara lesehan sambil menikmati pemandangan ke arah Tugu Jogja yang sedang bermandikan cahaya.
Begitu identiknya Tugu Jogja dengan Kota Yogyakarta, membuat banyak mahasiswa perantau mengungkapkan rasa senangnya setelah dinyatakan lulus kuliah dengan memeluk atau mencium Tugu Jogja. Mungkin hal itu juga sebagai ungkapan sayang kepada Kota Yogyakarta yang akan segera ditinggalkannya, sekaligus ikrar bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengunjungi kota tercinta ini lagi.

MALIOBORO
Menyusuri Jalan Karangan Bunga dan Surga Cinderamata di Jantung Kota Jogja

Matahari bersinar terik saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu. Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya rombongan kirab yang ditunggu pun muncul. Diawali oleh Bregada Prajurit Lombok Abang, iring-iringan kereta kencana mulai berjalan pelan. Kilatan blitz kamera dan gemuruh tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin lewat. Semua berdesakan ingin menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH Yudhanegara yang terus melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah.
Itulah pemandangan yang terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju Bangsal Kepatihan. Ribuan orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang membentang dari utara ke selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara, jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Meski waktu terus bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih banyak lainnya.

Sebelum berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Melihat Malioboro yang berkembang pesat menjadi denyut nadi perdagangan dan pusat belanja, seorang kawan berujar bahwa Malioboro merupakan baby talk dari "mari yok borong". Di Malioboro Anda bisa memborong aneka barang yang diinginkan mulai dari pernik cantik, cinderamata unik, batik klasik, emas dan permata hingga peralatan rumah tangga. Bagi penggemar cinderamata, Malioboro menjadi surga perburuan yang asyik. Berjalan kaki di bahu jalan sambil menawar aneka barang yang dijual oleh pedagang kaki lima akan menjadi pengalaman tersendiri. Aneka cinderamata buatan lokal seperti batik, hiasan rotan, perak, kerajinan bambu, wayang kulit, blangkon, miniatur kendaraan tradisional, asesoris, hingga gantungan kunci semua bisa ditemukan dengan mudah. Jika pandai menawar, barang-barang tersebut bisa dibawa pulang dengan harga yang terbilang murah.
Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.
Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.
Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti Jogja Java Carnival yang selalu dilaksanakan tiap bulan Oktober, Festival Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek).
MALIOBORO


MALIOBORO

MALIOBORO

MALIOBORO


Selasa, 29 Januari 2013

Asal Usul Iron Man




Asal - Usul Iron Man

       Tony Stark, ilmuwan jenius nan playboy, sekaligus mega-bilyuner ternama pemilik Stark Industries mempublikasikan senjata pemusnah massal terbarunya untuk militer Amerika di gurun pasir Afghanistan. Usai melakukan itu, Tony dan rekan-rekan militernya diserang hancur-hancuran oleh teroris.


Tony tertawan dan pihak teroris meminta Tony membuatkan senjata pemusnah massal seperti proyeknya barusan. Tony terpaksa menurut dan dengan bantuan teman satu selnya, Yinsen merakit senjata lain yang akhirnya akan mereka gunakan untuk melarikan diri. Usaha mereka akhirnya berhasil meskipun dalam kontak senjata, Yinsen terluka parah dan sekarat. Sebelum meninggal, Yinsen berpesan supaya Tony tak menyia-nyiakan hidupnya. Tony pun berhasil kabur dengan senjata lempengan besi yang dia pakai untuk melindungi diri di tengah hujan api dan ledakan membahana yang melanda markas teroris. Tony diselamatkan militer Amerika di Afghanistan dan dibawa pulang ke negeri asal. Sesampainya di sana, Tony disambut bak pahlawan oleh semua orang termasuk wakil direktur Stark Industries, Obadiah Stane dan sekretaris pribadi Tony, Virginia ”Pepper” Potts.


Mengingat pesan terakhir almarhum Yinsen serta mengetahui konflik sekaligus konspirasi politik tersembunyi di balik dewan direktur Stark Industries, Tony memutuskan untuk membuat senjata pelindung pribadi yang jauh lebih canggih di rumahnya yang mewah, Stark Mansion, Malibu. Setelah itu konflik demi konflik terus melanda sampai akhirnya Tony dengan senjata pelindung pribadinya harus berhadapan dengan lawan yang tak dia sangka-sangka.

Dengan durasi 126 menit, film superhero adaptasi komik Marvel karya Stan Lee, Larry Lieber, Don Heck, dan Jack Kirby yang pertama kali terbit tahun 1963, ini sungguh berbeda. Alur cerita memikat sejak awal sampai akhir, penampilan gilang-gemilang aktor watak Robert Downey Jr, aksi efek visual spektakuler yang tidak berlebihan mendominasi cerita, serta eksplorasi kisah asal-usul superhero yang kurang populer ini (dibandingkan dengan Spider-Man dan X-Men misalnya), dengan sentuhan khusus untuk dewasa sehingga Iron Man seharusnya lebih pantas disaksikan orang dewasa dibandingkan anak-anak atau remaja. Sutradara Jon Favreau tampaknya sengaja meminimalisasi aksi dan mengganti nada filmnya menjadi sebuah thriller yang terjaga. Dari segi kualitas, Iron Man mungkin hampir mirip dua film X-Men pertama karya Bryan Singer, tapi Favreau berhasil memaksimalkan kelebihan Downey Jr tanpa mengurangi kualitas akting para aktor dan aktris pendukung dan memang Downey Jr betul-betul menjadi nyawa film ini. Selain durasi yang pas dan tak kepanjangan, Favreau tak mengumbar aksi gila-gilaan yang umumnya dilakukan oleh para sutradara lain dalam genre superhero ini dan efek visual film ini pun sangat pas, serta lancar menjaga cerita film tetap seimbang. Walaupun nampak sederhana, kurang glamor dan mungkin barangkali, kurang popcorn bagi yang menginginkan visualisasi aksi tanpa henti seperti film super laris robot penyamar tahun lalu, Iron Man harus tetap kita sebut sebagai film superhero terunik yang pernah ada.

Tony Stark as. Robbert Downey J.R membocorkan sedikit cerita di "". Aktor berusia 47 tahun itu mengungkapkan akan ada sebuah adegan yang seru dan sayang untuk dilewatkan di film ini. 

Dalam adegan tersebut, Tony Stark dikisahkan harus melawan beberapa penjahat sendirian. Robert membocorkan akan ada banyak adegan laga yang ektrim dalam scene tersebut. 

"Kami baru saja mendiskusikan salah satu adegan, adegan rahasia yang diberi nama 'scene sepatu boot/sarung tangan'. Hanya antara kau dan aku, adegan ini dimana Tony hanya memiliki satu sarung tangan dan satu sepatu boot sedangkan dia harus melepaskan diri dari sejumlah penjahat," ujar Robert. "Adegan itu sangat menyenangkan." 

"Kami mengambilnya dari tes sarung tangannya pertamanya di 'Iron Man' hingga adegan paling ekstrim dari 'Iron Man 2' dan 'Avengers'," tambahnya. "Menggabungkan semua itu dan membuat satu adegan dahsyat yang penuh tantangan fisik." 

Selain itu, aktor "" ini juga mengungkapkan peran karakter James Rhodes () di film tersebut. "Akan ada banyak adegan yang lebih menyenangkan dan lebih dalam dengan Rhodey di film ini," ungkap Robert. 

"Iron Man 3" menceritakan tentang Tony Stark yang harus melawan musuh baru yang sangat kuat, The Mandarin. Saat semua yang dimiliki Stark tiba-tiba hancur, ia pun berusaha menemukan dan meminta pertanggung jawaban pada musuhnya. Perjalanan berat yang harus dilaluinya yang membuatnya menemukan jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantuinya. "Apakah manusia yang menciptakan kostum untuk membentuk kepribadian mereka, ataukah sebenarnya kostum-lah yang membentuk kepribadian manusia?" 

Film tersebut diarahkan sutradara Shane Black dan dijadwalkan rilis pada Mei 2013. Bintang-bintang yang akan memeriahkan "Iron Man 3" antara lain  (Pepper Potts),  (The Mandarin),  (Aldrich Killian) dan Rebecca Hall (Maya Hansen). (wk/rs)

Berikut ini beberapa foto Iron Man 3 :


atau trailer Iron man 3 bisa anda lihat disini :http://www.youtube.com/watch?v=2CzoSeClcw0